Jangan Melintasi Jalan Blok B RT. 03 Jorong Giri Maju Utara Nagari Giri Maju Kecamatan Luhak Nan Duo Kabupaten Pasbar saat hujan, bila tidak ingin mengalami resiko maupun musibah kecelakaan, demikian antara lain kondisi jalan penghubung jalur antar Blok di Giri Maju khususnys Jalur Blok B, untuk mencapai jalan lintas utama kolektor menuju ibu kota kecamatan Simpang Tiga Koto Baru.
Jalan Jalur Blok B ini memang dikenal dengan pendakian berbatu dan berlubang sejauh lebih kurang 2,5 Km yang melintasi pemukiman warga, bahkan berbagai bahaya, sePerti batu runcing yang kerap mengancam keselamatan pengguna jalan bila saat hujan turun.
Meski bukan satu-satunya jalur yang menghubungkan antar blok di Nagari Giri Maju, namun keadaan Jalan di setiap Blok mengalami hal yang sama, yakni pendakian berbatu yang panjang, berlubang, bahkan saat hujan turun Jalan seperti arus sungai bagaikan arung jeram.
Makanya saat hujan turun warga berpikir untuk melewati jalan ini, kalau tidak ada kepentingan yang urgen, lebih baik istirahat di rumah, sebab kalaupun mencari Jalan alternatif namun kondisinya tetap tidak memungkinkan dan penuh resiko.
Bukan tanpa alasan warga RT 03 Jorong Giri Maju Utara berpikiran demikian, bahkan mungkin warga jalan jalur Blok di setiap RT yang ada di Nagari Giri Maju ini juga berpikiran yang sama, sebab hampir semua jalan di jalur Blok setiap RT. memang memiliki jalur unik dan menantang bahkan berbahaya.
Setiap jalan di Jalur penghubung Kejorongan antar RT memang memiiki pendakian berbatu, sebab pemukiman warga Nagari Giri Maju memang pada posisi topografi pegunungan dengan banyak resiko bila hujan turun dijalanan yang curam.
Selain curam, Jalan juga menyempit dan di sebelah kanan-kiri terlihat bandar tak beraturan yang sewaktu-waktu siap longsor, tentu ini akan mengancam keselamatan pengendara yang melintas.
Padahal pemukiman warga Nagari Giri Maju adalah jalur yang memiliki keindahan alam yang cukup memanjakan mata, bila hal tersebut ada perhatian dari Pemerintah untuk memolesnya menjadi desa wisata seperti puncak di Jawa Barat, terutama perhatian untuk penataan merehab atau memperbaiki kondisi drainase dan Jalan yang ada.
Kalau terpaksa melewati jalur Blok saat hujan turun, warga harus memiliki kewaspadaan tinggi, belum lagi kalau cuaca sedang buruk seperti angin kencang atau hujan deras, ada risiko kendaraan roda dua akan terbawa arus deras yang tumpah ke jalan, makanya pengguna jalan harus tetap waspada apabila nekat melalui jalur ini saat cuaca buruk ingin bepergian.
Namun semua hal tersebut di atas, bagi Warga RT. 03 Kejorongan Giri Maju Utara Nagari Giri Maju bukanlah alasan untuk bermalas-malasan, sebab sejak dulu semangat kebersamaan dalam bergotong royong selalu tertanam, bahkan bahu-membahu dengan swadaya dana bila menemui ada Jalan atau drainasenya yang rusak parah.
Hal tersebut terbukti, warga RT.03 Jorong Giri Maju Utara selalu siap bersama untuk mengedepankan gotong royong dalam menghadapi kegiatan sosial kemasyarakatan dan perbaikan jalan di lingkungan RT-nya.
Seperti biasa, seluruh warga secara spontan, bila melihat kondisi jalan lingkungannya rusak, apa lagi sampai mengganggu aktivitas masyarakat di sekitarnya, maka seluruh warga RT. 03 kembali iuran untuk melakukan aktivitas gotong royong secara swadaya guna memperbaiki jalan jalur lingkungannya.
Kebersamaan Warga RT. 03 yang selalu membudayakan gotong royong ini, bahkan secara swadaya selalu siap mengatasi pendanaannya, bukanlah hal yang baru di warga RT.03, di mana setiap melihat drainase atau Jalan pemukimannya rusak mereka akan spontan , mengadakan kegiatan gotong royong perbaikan jalan yang berlubang dan bergelombang di sepanjang Blok B.
Seperti pada hari ini Minggu (01/09/2024) pagi sekitar pukul 09.00 Wib. di jalan jalur Blok B RT. 03 Giri Maju Utara, terlihat seluruh warganya, tua muda dan kaum emak-emaknya secara bersama turun ke jalan untuk melakukan pengecoran bahu jalan jalur Blok B secara bergotong royong, sebab kondisi jalan tersebut sudah rusak berat akibat cuaca hujan ekstrim yang terjadi selama beberapa bulan ini.
Ketua RT. 03, Zulfahendri menyampaikan, seringnya kegiatan gotong royong dilakukan oleh warganya, bukanlah suatu hal yang baru, menurutnya kegiatan gotong royong warga RT.03 ini sudah mentradisi dan turun temurun dimiliki warga, sebab selama ini warga sadar bahwa, kegiatan perbaikan jalan di lingkungannya bukan saja untuk kepentingan warga mereka saja, tapi seluruh masyarakat sekitar dan pengguna jalan lainnya.
Dikatakannya, kepedulian tersebut telah melekat di warga RT. 03, sebab selama ini bila ditemukan kondisi jalan yang bergelombang dan berlubang, secara spontan dengan semangat gotong royong, warga bahu membahu untuk memperbaiki dan menimbun dengan tanah dan pasir, bahkan seperti hari ini warga melakukan penggalian bahu jalan yang selanjutnya akan dilakukan pengecoran bahu jalan yang rusak tersebut.
“Selama ini lubang-lubang di jalan yang ditangani dengan seadanya menyebabkan kerusakan berulang. Hal ini tentu saja berimbas pada pengendara yang melintasi jalan tersebut. kami selalu memperhatikan perbaikan dan pemeliharaan jalan, yang intinya untuk mengurangi risiko terjadinya kecelakaan,” terang Zulfahendri.
Sementara salah seorang tokoh pemuda RT. 03, A. Rahman mengatakan, sejak berdirinya kampung ini, pembangunan dari Pemerintah Kabupaten untuk perbaikan jalan maupun drainase di jalur antar blok belum pernah ada dirasakan oleh warga, kecuali sejak awal masuknya proyek PIR BUN Plasma pada era tahun 80-an silam.
Itupun pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah era orde baru sebelum Kabupaten Pasaman Barat mekar dari Kabupaten Pasaman.
Menurutnya, pada tahun 90 an, saat itu KPS Plasma IV – V lagi jaya-jayanya, masyarakat mampu membangun jalan setiap Blok dengan melakukan swadaya untuk pengaspalan Jalan jalur, namun sejak selesainya pengaspalan jalan tersebut.
Karena sulitnya perekonomian, akhirnya masyarakat sudah tidak mampu lagi melakukan swadaya untuk perbaikannya, sejak itu, masyarakat selalu berharap akan adanya bantuan maupun perbaikan dari Pemerintah, namun hingga hari ini (Minggu, 1 September 2024, harapan itu hanya mimpi.
“Kami masyarakat Giri Maju khususnya warga RT. 03 Kejorongan Giri Maju Utara merindukan kepedulian Pemerintah Kabupaten untuk menaruh perhatian terhadap sarana dan prasarana umum, khususnya merehabilitasi jalan jalur di setiap Blok dan perbaikan drainase yang ada di Giri Maju,” ujarnya.
Ketua RT. 03, Zulfahendri berharap pemerintah ke depan mau dan mampu memberikan perhatian khusus terhadap pembangunan dan pemeliharaan jalan di setiap jalur yang ada di Giri Maju ini, harapan warga ini tentu bertujuan untuk menjaga keamanan dan kenyamanan bagi pengguna jalan.
“Terutama akses transportasi dalam melakukan rutinitas sehari-hari untuk kemajuan ekonomi masyarakat. Sebab, jalan di setiap jalur yang ada di Giri Maju merupakan bagian penting dalam rutinitas konektivitas masyarakat Giri Maju,” ungkapnya.
Begitulah kondisi jalan yang menjadi akses penting bagi warga Giri Maju dalam rutinitas kesehariannya selama ini.
“Sayangnya, jalan di setiap jalur Giri Maju seakan nggak mendapat perhatian serius dari pemerintah kabupaten dan pihak-pihak terkait. Masyarakat merasakan akibat dari rusaknya jalan di sepanjang jalur ini sangat mengganggu aktivitas warga, bahkan bukan saja transportasi kegiatan rutinitas, tapi roda perekonomian masyarakatpun ikut menjadi terganggu,” ungkap beberapa warga dengan kesal.
(Zoelnasti)